Cara Memilih Sepatu Untuk Kegiatan Outdoor - Puncak Petualang | Rental Alat Outdoor Hiking Sidoarjo Surabaya | Rental Alat Camping | Tenda Dome

Breaking

  • Jam layanan sewa : 08.00-20.30 WIB, bagi penyewa dimohon untuk bisa menyesuaikan dengan jam buka store kami. Kami melayani sewa jumlah banyak untuk acara Sekolah, Komunitas, Kampus, Dll
Dalam melakukan kegiatan outdoor kita harus memikirkan keselamatan, tidak hanya itu keselamatan juga berhubungan dengan kenyamanan kita dalam melakukan kegiatan tersebut. Tak kalah pentingnya dengan alat keselamatan lainnya, sepatu juga berperan penting dalam kegiatan outdoor. Kali ini puncak petualang akan membagikan tipsnya yang di rangkum dari beberapa sumber, sehingga pembaca mampu memilih sepatu yang cocok untuk di pergunakan.

1. Pertimbangkan dengan jenis perjalanan yang akan kita lakukan. Mulai dengan mencari sepatu boot atau sepatu trekking yang tepat dengan melihat kategori / karakter medan yang paling cocok dengan rencana perjalanan kita.

Secara umum sepatu outdoor bisa dibagi dalam 3 kategori dasar, yaitu :

  • Sepatu untuk pendakian ringan.

Sepatu ini di desain untuk perjalanan sangat pendek seperti pendakian sehari atau aktivitas semalam saja. Sepatu tersebut menitik beratkan pada tingkat kenyamanan seperti penggunaan bantalan pelindung,dan bahan yang breathable (mempunyai kemampuan bernafas-mengeluarkan uap panas dari dalam sepatu).
  • Sepatu untuk pendakian sedang.

Sepatu ini didesain untuk aktivitas pendakian dengan beban pendaki yang ringan sampai cukup.Sepatu ini lebih tangguh dan bisa menyangga / menahan beban yang dipikul dari pada sepatu ringan, sepatu ini cocok untuk perjalanan yang pendek sampai sedang pada medan yang mudah sampai cukup berat.
  • Sepatu untuk pendakian berat / sepatu khusus mountaineering.

Sepatu boot ini didesain untuk di medan berat dan dengan beban pendaki yang sedang sampai berat. Bentuknya tinggi, bisa menyangga kaki,dan bisa melindungi kaki dan pergelangan kaki. Sepatu ini didesain bagi aktivitas berhari-hari / berminggu-minggu. Sepatu ini sangat tangguh dan kaku bahkan beberapa diantaranya cocok untuk penggunaan crampon (untuk sepatu salju atau es), sehingga sepetu ini sangat melindungi dan menunjang untuk aktivitas mountaineering.


2. Pertimbangkan Masalah Bahan.
Bahan yang dipergunakan dalam pembuatan sepatu bIoot atau tIrekking akan berpengaruh terhadap berat, kemampuan bernafas / breathability-nya, kekuatannya serta ketahanannya terhadap air. Berdasarkan bahan yang dipakainya, sepatu boot dibagi atas :
  • Sepatu dengan Bahan Nylon Mesh dan Potongan Kulit.
Kelebihan sepatu jenis ini yaitu ringan sehingga bisa mengurangi beban, cenderung empuk di kaki, cepat dalam membukanya, harganya relatif lebih murah dan bisa bernafas (breathable), menjadikannya cocok dipakai pada cuaca hangat sampai sedang, cepat kering di kala basah dan cocok untuk perjalanan / pendakian pendek sampai sedang. Tapi mempunyai kelemahan, diantaranya kurang stabil pada medan yang miring, kurang tahan lama serta kebanyakan kurang tahan air dibandingkan sepatu boot dengan bahan full kulit (kecuali yang menggunakan lapisan waterproof).
  • Sepatu Kulit.
Sepatu ini benar-benar tahan air, tangguh dan lebih supportive dibanding sepatu campuran bahan kulit dan nylon. Sepatu ini biasanya digunakan untuk perjalanan panjang / lama, beban pendaki berat dan medan pendakian yang sulit / keras, dan paling penting tahan lama. Tapi sepatu boot in tidak se-ringan dan se-breathable campuran kulit / nylon, serta memerlukan waktu untuk membuka dan memasangnya.
  • Sepatu Plastik.
Sepatu ini dipergunakan untuk medan es atau salju, dipakai untuk kegiatan pendakian / ekspedisi ke gunung-gunung bersalju atau es. Bentuknya sangat kaku / rigid, sangat layak untuk penggunaan crampon (alas bergerigi yang dipasang di sepatu), terdiri dari dua lapis yaitu lapisan dalam sebagai penghangat dan bagian luar sebagai pelindung,Seiring perkembangan teknologi, beberapa sepatu boot baik dari bahan campuran kulit / kain atau full kulit sekarang banyak yang tahan terhadap air sehingga kaki tetap kering saat hujan turun, ini terjadi berkat penggunaan / perlakuan lapisan tahan air seperti Gore-tex, Sympatex Dry-tex, Outdry, dll. Perlakuan ini diaplikasikan pada kebanyakan material sepatu boot untuk mempertinggi tingkat ketahanan airnya.
Walau demikian lapisan ini bukan merupakan obat mujarab bagi sepatu boot, karena umurnya tidak tahan lama dan perlakuan ini berpengaruh terhadap harga serta bisa membuat kaki menjadi tidak nyaman jika dipakai di udara panas. Tingkat ketahanan air ini tergantung dari jenis bahan yang digunakan, bahan-bahan pelindungnya, seberapa sering dipakainya dan sebaik apa perawatannya. Jika perawatannya benar maka lapisan tahan airnya bisa bertahan lebih lama dari pada umur sepatu itu sendiri. Oleh sebab itu pastikan selalu mengikuti aturan perawatan yang biasanya terdapat pada setiap kemasan sepatu, sehingga sepatu kita bisa tahan lama dan berfungsi dengan baik.

3. Pertimbangkan Cara Pembuatannya.

Secara umum sepatu boot dibuat dengan cara mekanisasi / pabrikasi dan manual / hand made. Teknik pembuatannya dilakukan dengan cara dijahit dan direkatkan (di-lem atau di-press). Sepatu yang dibuat dengan teknik penjahitan performanya tangguh dan bisa diandalkan, jika telah usang / rusak solnya bisa diganti. Dengan teknik ini sepatu yang dihasilkan akan berbeda dalam hal kekuatan dan kekakuan masing-masing produsen mempunyai kiat-kiat khusus, seperti gaya Norwegia, gaya Italy, dsb. Sedangkan sepatu yang dibuat dengan proses perekatan / pengeleman, biasanya pembuatannya lebih cepat, hasilnya lebih tangguh, umumnya lebih murah.

4. Pertimbangkan Saat Mencobanya.

Setelah kita memilih berbagai ukuran dan modelnya, cara terbaik untuk memutuskan mana yang akan kita pilih adalah dengan mencoba sepatu tersebut. Saat mencoba sepatu, jangan mengandalkan ukuran sol sepatu yang umum atau berpatokan pada nomor yang biasa kita pakai. Sebab sepatu no. 8 buatan pabrik / merk yang satu mungkin berbeda dan memang biasanya berbeda dibandingkan buatan pabrik/merk yang lain. Jadi yang terbaik adalah mencobanya.


(Rudy Firdaus - Eiger Adventure Training & Education, dari berbagai sumber)